Momen Tergelap – Keberanian Menentukan Kemenangan

iDiMi-Momen Tergelap

Momen Tergelap dan Jalan Jiwa adalah dua film yang wajib ditonton oleh para pengusaha. Saya sebelumnya telah menulis tentang Jalan Jiwa, membandingkan kelompok peziarah dengan tim startup. Untuk Momen Tergelap, daripada membahas akting luar biasa Gary Oldman atau keunggulan teknis dari tim produksi film, saya ingin fokus pada realitas sejarah dan alur cerita film tersebut. Secara khusus, bagaimana Churchill, sebagai Perdana Menteri selama masa perang, mengambil salah satu keputusan paling krusial dalam sejarah? Bagaimana ia secara pribadi melindungi Inggris dari agresi Hitler, meyakinkan rakyat, bernegosiasi dengan Prancis, dan akhirnya melaksanakan evakuasi Dunkirk?

Tiga hari setelah diangkat sebagai Perdana Menteri oleh Raja George VI, Churchill menyampaikan pidato terkenalnya di House of Commons:
“Saya tidak punya apa-apa untuk ditawarkan selain darah, kerja keras, air mata, dan keringat. Anda bertanya, apa tujuan kita? Saya bisa menjawab dengan satu kata: Kemenangan. Kemenangan dengan segala cara, kemenangan meskipun menghadapi ketakutan terbesar, kemenangan, betapapun panjang dan sulitnya jalan itu; karena tanpa kemenangan, tidak ada kelangsungan hidup.”

Bagi seorang Perdana Menteri baru, menyampaikan pidato inaugurasi, menguraikan visi politik, dan menunjukkan komitmennya adalah hal yang wajar. Namun, dalam pemerintahan yang sudah mapan, kata-kata tersebut belum tentu mendapat sambutan hangat. Hal yang sama berlaku dalam dunia kewirausahaan: memiliki ide saja tidak cukup untuk meyakinkan investor atau mitra. Tanpa produk atau model bisnis yang telah terbukti, fokus awal bukanlah membuktikan diri sendiri, tetapi mengidentifikasi tantangan, menganalisis hambatan, dan merencanakan langkah selanjutnya menuju tujuan yang lebih besar.

Memulai bisnis atau mengelola proyek berarti menemukan orang yang tepat dengan sumber daya minimal untuk melakukan pekerjaan yang bermakna. Orang adalah faktor terpenting—hanya dengan tim yang tepat, sumber daya dapat dimanfaatkan secara optimal. Saat membentuk kabinetnya, Churchill mempertimbangkan berbagai faktor. Ia mengundang mantan Perdana Menteri, pemimpin oposisi, dan perwakilan militer untuk bergabung. Mengikutsertakan rival politik bukanlah keputusan yang mudah: meskipun mereka mungkin menghalangi kebijakannya di masa depan, Churchill mengutamakan stabilitas pemerintahan. Ia adalah ahli dalam kompromi. Demi keberhasilan kabinetnya, ia memasukkan lawan-lawannya ke dalam pemerintahan. Kemudian, dalam upaya menggalang semua kekuatan untuk melawan Jerman, ia bahkan menjalin aliansi dengan Uni Soviet. Meskipun sebelumnya ia secara terbuka menyatakan dirinya anti-komunis, demi kepentingan Inggris, ia memilih untuk berkompromi.

Prancis adalah benteng pertahanan utama terhadap serangan Jerman. Jika Prancis jatuh atau menyerah, Inggris akan sepenuhnya terbuka terhadap serangan Hitler. Untuk mencegah hal itu, Churchill harus meyakinkan Prancis agar terus melawan. Dengan mempertaruhkan nyawanya akibat kemungkinan serangan udara Jerman, ia menyeberangi Selat Inggris untuk bernegosiasi. Meskipun ia gagal membujuk Prancis untuk terus berperang, ia melakukan segala yang bisa dilakukannya demi kepentingan Inggris.

Pada saat itu, Inggris menghadapi krisis internal dan eksternal. Tentara Jerman terus bergerak maju, Prancis hampir menyerah, dan di dalam negeri, suara-suara dari Partai Konservatif mulai menyerukan negosiasi damai dengan Hitler (sebagian untuk menyingkirkan Churchill). Di bawah tekanan tersebut, Churchill mulai meragukan dirinya sendiri dan berulang kali bertanya apakah bernegosiasi dengan Jerman merupakan bagian dari tugasnya sebagai Perdana Menteri. Akhirnya, dengan dukungan Raja George VI, ia memilih untuk mendengarkan suara rakyat—dan juga kata hatinya sendiri. Ia memutuskan untuk bertarung hingga akhir, menyatakan:
“Mari kita jalankan tugas kita dengan penuh keberanian, sehingga jika Kerajaan Inggris dan Persemakmurannya bertahan selama seribu tahun, orang-orang tetap akan berkata: ‘Ini adalah saat paling gemilang mereka’.”
Alih-alih menyerah pada kompromi yang memalukan, ia memilih untuk bertarung sampai titik darah penghabisan.

Evakuasi Dunkirk adalah salah satu keajaiban terbesar dalam sejarah militer. Dalam waktu hanya delapan hari, Inggris mengerahkan segala sumber daya yang tersedia untuk menyelamatkan 300.000 tentara Inggris dan Prancis yang terperangkap di Dunkirk, dengan demikian mempertahankan kekuatan militernya. Menonton Dunkirk bersamaan dengan Momen Tergelap memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang peristiwa strategis ini. Churchill, sebagai penggerak utama dari “Operasi Dinamo”, menghadapi tekanan luar biasa. Untuk membeli waktu, ia mengorbankan 1.400 tentara Inggris di Calais guna memperlambat kemajuan Jerman. Ia merekrut 867 kapal sipil untuk menyelamatkan tentara yang terjebak. Ia bahkan meminta bantuan kapal perang dari Amerika Serikat (meskipun akhirnya tidak digunakan). Namun, pada akhirnya, ia menciptakan keajaiban dalam sejarah.

Churchill bukan hanya seorang orator ulung, tetapi juga seorang pemimpin yang berani dan pendukung teguh keyakinannya. Dengan kecerdasan luar biasa dan keberanian yang luar biasa, ia membantu Inggris dan seluruh umat manusia meraih kemenangan besar melawan fasisme.

iDiMi

iDiMi

Diterbitkan pada 2024-12-22, Diperbarui pada 2025-04-08